Karya Pramesti Enggar
Suara pagar bergetar menarik Sepasang bulan yang sibuk sendiri
Berbasuh ketertarikan untuk menatap mimpi di siang hari, yang berakhir perasaan ingin dijenguk lagi
Hal ini akan menjadi biasa oleh Percaya diri akan Alunan dari pesona yang tetap mengabdi
Kabar berita seperti burung yang hinggap dan tak kembali
Pagi menghampiri tanpa henti, tentu syukur ini terus berkelahi
Berkelahi dengan raga yang ingin pergi
Atap itu telah menjadi saksi siaganya yang tak henti
Menunggu kabar berita gembira sebagai penyejuk hati
Berdedikasi untuk pondok dan negeri
Melawan penasaran yang tak kunjung kenyang akibat keterbatasan Tenggat ini
Jiwanya berteriak memberontak untuk yang memiliki raga agar dapat cepat menyelesaikan visi dan misi
Lembar demi lembar telah ditelusuri
Demi tujuan akhir dan pencapaian jati diri
Lillah meninggalkan sanak keluarga, siap sigap menanti kabar akan rindu yang berkepanjangan
Lillah berteduh untuk waktu yang panjang
Lillah bergerilya mengemban tugas untuk bekal diri dan orang tua
Lillah mengabdikan jiwa sebagai rasa cinta yang dalam tanpa kata-kata
Melangkah dengan pasti
Berlari mengejar mimpi illahi
Memberanikan diri menjawab pertanyaan dunia akan peradaban masa kini
Menolak untuk di caci-maki
Berlarian untuk gotong royong membenahi diri