“Menemukan Kebahagiaan dalam Firman Allah di Tengah Gempuran Teknologi dan Informasi”
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali lebih terpesona oleh ucapan manusia dibandingkan dengan firman Allah. Hal ini mengingatkan kita pada perkataan bijak Mālik ibn Dīnār:
“Siapa yang tak bahagia dengan Firman Allah, tapi lebih senang dengan ucapan manusia, maka ia sedikit ilmunya, buta hatinya, dan menyia-nyiakan usianya.”
Pernyataan ini mengandung pesan yang mendalam bagi kita semua. Firman Allah adalah petunjuk hidup, cahaya bagi kegelapan hati, dan jalan keselamatan bagi manusia. Namun, ketika manusia lebih memilih pendapat yang fana, pujian yang sementara, atau ide-ide yang bertentangan dengan Al-Qur’an, sesungguhnya ia sedang mengurangi keutamaan hidupnya.
Di era modern ini, dengan segala kemudahan teknologi dan gaya hidup serba instan, kita sering kali terjebak dalam pusaran informasi tanpa batas. Media sosial, berita viral, dan pendapat publik kerap menjadi acuan utama dalam membuat keputusan atau menjalani kehidupan. Ketergantungan ini, jika tidak disertai dengan kebijaksanaan, dapat menjauhkan kita dari nilai-nilai ilahi. Firman Allah yang seharusnya menjadi pegangan utama justru terkalahkan oleh suara-suara yang belum tentu benar.
Orang yang tidak berbahagia dengan firman Allah menunjukkan bahwa hatinya telah jauh dari ilmu yang hakiki. Kebutaan hati ini memengaruhi cara berpikir dan bertindak, membuatnya menyia-nyiakan waktu yang seharusnya diisi dengan mendekatkan diri kepada Allah.
Renungan ini mengajarkan kita untuk senantiasa menjadikan firman Allah sebagai pedoman utama, meskipun dunia menawarkan jalan yang terlihat lebih cepat dan mudah. Mari kita lebih sering membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an agar hati kita senantiasa terang, ilmu kita bertambah, dan usia kita menjadi penuh keberkahan.
Semoga kita termasuk hamba yang senantiasa berbahagia dengan firman Allah dan menjadikannya sebagai pegangan hidup, di tengah dunia yang terus berubah dengan cepat.
Ditulis oleh:
Idul Adha – Guru dan pengurus Lazismu KL MBS Tarakan