Hafidzdinullah Santri Berprestasi, yang ingin menjadi pengusaha dan menuju Madinah

Hafidzdinullah adalah salah satu santri berprestasi di Pondok Pesantren Darul Ilmi Muhammadiyah Boarding School Tarakan. Lahir di Berau pada tanggal 14 Juni 2003 dari pasangan bapak Mamat Supriatna dan Iim Sa’adah. Merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara dan tinggal di Berau, Jalan Kaumanjariyah. Berikut ini wawancara dengan Hafidzdinullah.

Aktifitas apa saja yang kamu lakukan selama di pondok?

• Selama di pondok kami melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti, Ibadah, Tahfidz (menghafal Al Quran), Olahraga, dan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar dikelas). Kami melakukan semua itu setiap hari.

Bagaimana cara kamu mengatur aktifitas selama di pondok?

• Dengan begitu padatnya jadwal kegiatan kami di pondok, kami mesti melakukan setiap kegiatan secara totalitas, artinya setiap kegiatan kami berkonsentrasi untuk fokus pada kegiatan-kegiatan tersebut. Sehingga, setiap kegiatan yang kami lakukan akan terasa menyenangkan. Terlebih, kami atau saya pribadi memiliki capaian disetiap kegiatan itu.

Capaian seperti apa yang kamu maksud?

•  Capain saya maksud adalah, setiap kegiatan di pondok semestinya memiliki fokus dan tujuan. Misalnya kegiatan kami adalah Tahfidz, maka capain yang saya tuju adalah menjadi penghafal Al Quran yang baik. Ketika berada dikelas, tujuan saya adalah menjadi yang tebaik di setiap mata pelajaran. Dan begitu seterusnya. Sehingga, kegiatan yang monoton dapat dilakukan secara menyenangkan

Apa motivasimu untuk menghafal Al Quran?

• Disamping sebagai sarana pengetahuan dan Ibadah kepada Allah, saya ingin sekali kelak diakhiat nanti saya bisa menjadi syafaat kepada kedua orang tua saya.

Kesulitan apa yang kamu rasakan ketika menghafal Al Quran?

• Saya sering kesulitan pada ayat-ayat yang pendek, kadang saya lupa apa kelanjutan dari ayat-ayat tersebut. Tapi secara umum, saya tidak mengalami kesulitan dalam menghafal Al Quran. Biasanya kesulitan terbesar seorang penghafal Al Quran ada pada Murajaah (mengulang/mengingat kembali) ayat-ayat atau surah telah dihafalkan

Mengapa murajaah bisa lebih sulit ketimbang menghafal Al Quran?

• Menurut saya, kesulitan murajaah terjadi karena kita kadang lebih sulit mengingat kembali daripada menghafal. Sehingga banyak penghafal Al Quran bisa jadi lupa dengan hafalannya karena jarangnya melakukan murajaah.

Mata Pelajaran yang paling digemari, dan kenapa memilih pelajaran tersebut?

• Bahasa Arab dan Matematika. Kenapa saya menggemari pelajaran bahasa arab, untuk mengasah kemampuan berbahasa saya. Karena seperti yang kita ketahui kemampuan berbahasa sangat diperlukan. Bahasa bisa menjadi jembatan untuk melihat dunia. Kenpa saya menggemari matematika, menurut saya pelajaran matematika dapat memaksimalkan potensi otak manusia. Dengan belajar matematika, otak yang kadang tidak terpakai, bisa terpakai dengan maksimal.

Prestasi apa yang kamu capai selama berada di pondok pesantren?

• Selama 5 tahun di pondok ada beberapa kegiatan yang pernah kami ikuti diantaranya
• Lomba MTQ bidang Fahmil Quran tingkat kecamatan dan kota. Tingkat kecamatan kami berhasil menjadi juara pertama dan juara kedua pada tingkat kota. Ini terjadi dua tahun berturut-turut. Nah pada tahun ketiga kami berhasil juara pertama ditingkat kecamataan dan kota. Kami terpilih menjadi salah satu perwakilan Kota Tarakan pada ajang MTQ tingkat Propinsi. Sayangnya saya tidak bisa ikut, dikarenakan akte keluarga saya beralamatkan Berau, Kalimantan Timur. Namun ditahun keempat saya mengikuti lomba MTQ kami berhasil menjadi juara pertama tingkat kecamatan dan kota serta menjadi jura ketiga MTQ tingkat Propinsi. Mungkin ditahun akan datang saya dan tim dapat mengikuti Lomba MTQ tingkat Nasional, Insya Allah.
• Pernah mengikuti kegiatan Olimpiade Matematika se Kalimantan Utara yang diadakan Universitas Borneo Tarakan. Alhamdulillah, bisa dapat juara pertama.
• Pernah mengkiti lomba Story Telling tingkat kota Tarakan dan berhasil meraih juara pertama

Semua prestasi itu saya capai dengan dua hal. Yang pertama belajar dengan sungguh-sungguh dan yang kedua adalah doa. Guru-guru saya di pondok selalu berpesan prestasi tidak dapat diraih dengan doa tanpa belajar. Begitupun sebaliknya. Belajar dan berdoa adalah kunci menjadi santri yang berprestasi dan manusia berprestasi.

Setelah ke tamat di pondok kamu akan melanjutkan pendidikan kemana Mesir atau Madinah?

• Saya lebih memilih madinah.

Kenapa memilih Madinah?

• Madinah adalah tanah yang diberkahi. Dan paling penting kita bisa memaksimalkan beribadah dan belajar disana.

Cita-cita kamu setelah menyelesaikan pendidikan?

• Saya ingin menjadi seorang Ulama dan pengusaha.

Kenapa memilih menjadi Ulama dan Pengusaha?

• Karena, menjadi Ulama saja tidak dapat membantu umat secara maksimal. Saya juga takut jika nantinya menjadi dakwah sebagai mata pencaharian. Dengan menjadi Ulama yang pengusaha, nantinya saya dapat membantu umat dengan dua hal yaitu, Spiritual dan Ekonomi

Dari hasil wawancara tersebut, kita dapat mengambil pelajaran bahwa, Prestasi dapat diraih dengan dua hal, belajar dengan sungguh-sungguh dan selingi dengan doa. Penghafal Al Quran tidak hanya menguntungkan pada kehidupan dunia, namun penghafal Al Quran dapat menjadi syafaat bagi kedua orang tua kita dia Akhirat Kelak. Dari sosok Hafidz dinulloh kita bisa belajar, bahwa anak-anak penghafal Al Quran tidak hanya pandai menghafal namun juga pandai dalam bidang pelajaran lain seperti bahasa, dan matematika. Semoga kita semua dapat melahirkan dan membentuk generasi-generasi yang cinta Al Quran.

Penulis : AGP
Editor : Atthy