
Rabu, 12 Maret 2025, Pondok Pesantren Daarul Ilmi Muhammadiyah Tarakan menerima kunjungan Direktur Penjaminan Mutu Nasional Sekolah/Madrasah Muhammadiyah, Al Ustadz Kiyai Haji Pahri, S.Ag., M.M. Kunjungan ini bertujuan untuk melakukan observasi, pemetaan kondisi sekolah, serta memberikan pendampingan strategi sukses dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Dalam kesempatan tersebut, Kiyai Haji Pahri menekankan bahwa keberhasilan PPDB sebuah sekolah berawal dari kualitas SDM, khususnya para Ustadz dan Ustadzah. Menurut beliau, aspek penting yang mendukung hal ini meliputi tampilan fisik, aura, bahasa tubuh, serta komunikasi verbal dan nonverbal. Semua elemen tersebut berkontribusi dalam membangun personal branding yang unggul bagi pondok pesantren.
Beliau juga menyampaikan bahwa proses pendidikan di Pondok Pesantren Muhammadiyah harus meneladani metode dakwah Nabi Muhammad SAW, di mana beliau menjadi sosok teladan bagi umatnya. Sebagaimana pepatah, satu keteladanan mengalahkan seribu nasihat, maka tenaga pendidik di pondok pesantren harus menjadi contoh nyata dalam akhlak, ibadah, dan interaksi sosial bagi para santri.
Kiyai Haji Pahri menegaskan bahwa guru di Pondok Muhammadiyah harus memiliki jiwa PETARUNG, sebagaimana yang dicontohkan oleh pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan. PETARUNG merupakan singkatan dari:
Penggerak: Mampu menggerakkan siswa, teman sejawat, dan sekolah untuk meningkatkan serta mengembangkan mutu pendidikan.
Entrepreneur: Memiliki bakat dan kemampuan dalam mengenali serta memasarkan produk baru, serta mengelola permodalan operasional.
Tangguh: Menunjukkan kekuatan, keandalan, serta keteguhan dalam pendirian, berintegritas, serta tabah menghadapi tantangan.
Amanah: Dapat dipercaya, memberikan keamanan, ketenteraman, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas.
Responsif: Bersikap proaktif, kooperatif, kritis, suportif, peka terhadap situasi, serta mampu memanfaatkan peluang dan tantangan yang ada dengan pelayanan prima.
Unggul: Memiliki keahlian lebih tinggi (pandai, baik, cakap, kuat) dibandingkan yang lain serta berorientasi pada kemenangan dan keutamaan.
Lebih lanjut, Kiyai Haji Pahri menekankan pentingnya dimensi spiritual dalam menjalankan lembaga pendidikan pesantren. Pendidikan di pondok tidak hanya bertujuan untuk membentuk kecerdasan intelektual dan karakter peserta didik, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai spiritual yang kuat. Dengan demikian, pesantren harus menjadi pusat pendidikan yang mampu mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kedekatan dengan Allah SWT, berakhlak mulia, serta siap menjadi pemimpin yang berlandaskan nilai-nilai Islam.
Pelayanan juga menjadi kunci utama dalam menjalankan pondok pesantren. Jika pelayanan baik, maka kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan akan semakin meningkat. Pelayanan yang dimaksud tidak hanya sebatas aspek administratif dan fasilitas, tetapi juga mencakup bagaimana setiap elemen di dalam pondok, termasuk para pimpinan, tenaga kependidikan, dan santri, mampu menghadirkan suasana yang penuh dengan keberkahan, keteladanan, dan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai pesan penutup, Kiyai Haji Pahri mengajak seluruh pimpinan dan tenaga kependidikan untuk senantiasa menampilkan aura positif dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Ketulusan, keikhlasan, dan semangat dalam mendidik generasi muslim menjadi kunci utama dalam membangun pondok pesantren yang unggul dan berdaya saing. Dengan perpaduan antara profesionalisme, pelayanan yang baik, dan penguatan nilai-nilai spiritual, Pondok Pesantren Muhammadiyah diharapkan mampu menjadi pusat pendidikan yang melahirkan generasi Islami yang berkualitas, berakhlak mulia, serta siap menjadi pemimpin masa depan yang berkontribusi bagi umat dan bangsa.


